02 September 2008

ruang publik Kota Jogja

Ssstt, Kota Jogja ternyata lagi punya rencana mulia, nih.. kabarnya ada 14 titik di wilayah Kota Jogja dibeli sama pemkot untuk dijadiin ruang publik!! Wah, keren juga ya rencananya.. Ide ini ternyata dilatarbelakangi oleh keprihatinan makin minimnya ruang untuk interaksi warga. Anak-anak ga punya tempat yang nyaman untuk main di sore hari dengan tetangga mereka. Selain itu, lahan ini juga akan diserahkan sama masyarakat setempat untuk dikelola secara mandiri. Ck ck ck.. ternyata selain nyediain ruang interaksi bagi warganya, pemkot juga berupaya untuk memberdayakan warga mereka dalam mengelola fasilitas publik!! Two thumbs up, deh.. Moga-moga aja lahan yang dibeli bisa dimanfaatin sebaik mungkin yah...
Eya, beberapa waktu lalu pas saya lagi ngider sore-sore sama bokap, ada pemandangan menarik di bawah jembatan layang lempuyangan, deket bioskop mataram. Tepat di samping rel kereta api di sana jadi tempat wisata dadakan. Banyak orang tua yang mengajak anaknya untuk menikmati sore sambil menunggu kereta api lewat.. saya jadi heran karena menurut saya, wisata di deket rel itu kan ga aman. Tapi ko jadi pilihan? Apa ini karena ga ada hiburan lain yang bisa dinikmati warga jogja secara gratis?!

30 Agustus 2008

Met puasa..!!

Wah, ga terasa tar lagi udah bulan puasa, ni..!! Bulan penuh berkah yang datengnya cuma setaun skali ini pasti ga pengen kita lewatin gitu aja, donk.. Udah tentu kita pengen beribadah sekhusuk mungkin supaya keimanan kita bertambah. Tapi sebenarnya klo mo jadi muslim yang taqwa tu ga mesti nunggu bulan puasa. Justru kita mesti jadi muslim yang selalu ningkatin kualitas ibadah kita di setiap harinya..Moga-moga bulan puasa kali ini bisa kita jalanin dengan lebih berkualitas dari taun sebelumnya, yaa.. Dan yang paling penting lagi, mempertahankan spirit beribadah yang biasanya menggebu-gebu di bulan puasa ini, di sepanjang kehidupan kita...

Met puasa untuk temen-temen yang ngejalaninnya, moga-moga kita dapet berkah, rahmat dan hidayah serta selalu dalam lindungan Allah SWT...Amiin..

nb. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan yang pernah saya perbuat.., smoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dengan hati yang suci..

18 Agustus 2008

Implementasi ERP di Pertamina

Pertamina merupakan salah satu pengguna SAP R/3. Dalam proses pengimplementasiannya menemukan banyak kendala sehingga berbagai pihak menilai pemanfaatan SAP R/3 yang dipilih oleh Pertamina kurang mampu dioptimalkan. Pada tahun 2009 nanti Pertamina berniat untuk menggunakan SAP generasi terbaru yang dikenal dengan mySAP. Beberapa hal yang dapat dipelajari dari implementasi ERP di Pertamina adalah sebagai berikut.

  1. Keselarasan antara Business Process, People dan IT.

Dalam Information System (IS) terdapat tiga komponen yang harus disinergikan agar memperoleh hasil yang optimal yaitu business process, people dan IT. Banyak pihak terlalu berkonsentrasi pada aspek IT. Padahal tantangan implementasi IS yang sesungguhnya ada pada kedua aspek lainnya. Jika perusahaan telah memiliki business process yang baik dan teratur maka tantangan yang paling utama adalah pada aspek people. Hal ini disebabkan oleh rumitnya mengubah kebiasaan kerja setiap karyawan yang tidak jarang menimbulkan resistensi.

Manajemen Pertamina menyadari bahwa keselarasan antar tiga komponen IS merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam mengimplementasikan ERP. Oleh karena itu, Pertamina membentuk tim yang bertanggung jawab terhadap rencana implementasi ERP ini. Tim menyadari sepenuhnya bahwa implementasi ERP di Pertamina harus melalui business process reengineering. Hal ini dikarenakan Pertamina telah melakukan serangkaian kajian dan memutuskan untuk menggunakan SAP R/3. Keputusan ini didasarkan bahwa SAP merupakan salah satu best practice. Dengan menggunakan ERP ‘vanilla’ seperti ini maka salah satu konsekuensinya adalah melakukan business process reengineering agar sesuai dengan ERP yang dipilih. Adapun tim yang telah dibentuk ini dibantu oleh Accenture dalam mengimplementasikan SAP R/3 di Pertamina.

Namun demikian implementasi ERP di Pertamina kurang optimal karena cukup besarnya resisten untuk berubah. Dapat dipahami bahwa mengubah cara kerja karyawan adalah sesuatu yang rumit. Hal ini dikarenakan para pengguna ERP tersebut telah terbiasa dengan cara kerja lama yang lebih mapan dan mudah dimengerti. Sebagai contoh, pengguna ERP masih sering menggunakan sistem informasi berdasarkan telpon dan hard copy. Selain itu, hal lain yang perlu menjadi perhatian pula adalah adanya pendapat dari karyawan bahwa ERP hanyalah proyek IT. Mungkin tim harus lebih melakukan sosialisasi guna meluruskan pendapat yang keliru ini. Tim harus memberikan pemahaman bahwa ERP merupakan salah satu sarana yang memudahkan setiap pihak dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga adanya rasa memiliki terhadap program ini. Dengan demikian implementasi ERP lebih mendapat dukungan dari setiap pihak dan pada akhirnya dapat dipergunakan secara optimal.

  1. Metode pengembangan sistem

Metode pengembangan sistem di Pertamina ini menggunakan pendekatan big bang. Pada awalnya pelaksanaan business process reengineering dan implementasi ERP akan dilakukan secara sekuensial. Tim merencanakan untuk melakukan business process reengineering terlebih dahulu sebelum mengimplementasikan ERP seperti yang dilakukan oleh Garuda dan Telkom. Namun seiring dengan adanya UU Migas No.22 tahun 2001 tanggal 23 November 2001 serta adanya AFTA di tahun 2003, maka Pertamina menyadari dengan cara sekuensial tidak akan dapat mengejar batas waktu yang dimaksud. Kedua hal tersebut menuntut Pertamina untuk dapat beroperasi secara optimal sehingga siap menghadapi pasar bebas. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk melakukan business process reengineering dan implementasi ERP secara simultan. Tim menyadari adanya resiko besar yang akan dihadapi jika menggunakan cara ini. Akan tetapi, tim tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh untuk membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. Kekhawatiran ini ternyata terbukti yaitu ketidaksiapan sumber daya manusia untuk melakukan perubahan cara kerja sehingga implementasi ERP di Pertamina tidak memberikan hasil yang optimal. Dari beberapa keterangan dapat disimpulkan pendekatan big bang di Pertamina ini dilakukan per unit bisnis namun tanpa menjadikan salah satu unit sebagai pilot project. Upms II merupakan unit pemasaran pertama Go Live SAP yang merupakan non pilot project dalam melaksanakan SAP secara mandiri. Adapun modul yang pertama kali digunakan oleh Pertamina meliputi SD, MM, FI, CO dan HR. Kini Pertamina merencanakan menggunakan mySAP dengan menggunakan modul yang lebih lengkap yaitu meliputi MMH (Materials Management Hydro), MMNH (Materials Management Non Hydro), SD/TD (Sales & Distribution/ Transportation & Distribution), PP (Production Planning), PM (Plant Maintenance), Human Capital Management, FI (Finanancial Accounting) dan CO (Controlling).

  1. Pemanfaatan project management

Pertamina membentuk tim yang bertugas untuk melakukan manajemen terhadap proyek implementasi ERP ini. Pada tahap awal, tim melakukan serangkaian kajian sejak akhir tahun 1997. Beberapa aspek yang menjadi perhatian utama dalam tahap persiapan adalah memutuskan apakah akan membeli atau membuat sendiri. Kemudian menentukan jenis enterprise system yang akan dibeli yaitu EIS atau ERP. Setelah tim sepakat untuk membeli ERP lalu dilakukan kajian terhadap beberapa produk sebelum memutuskan untuk membeli SAP R/3. Pada tahap implementasi, Pertamina dibantu oleh Accenture. Konsultan ini diharapkan dapat memberikan transfer knowledge pada Pertamina dalam mengimplementasikan SAP. Dalam proyek ERP ini sepertinya top management tidak terlibat langsung. Untuk tahap berikutnya yaitu penggunaan mySAP yang akan diterapkan pada 2009, tim diharapkan dapat memenuhi ekspektasi semua pihak agar pemanfaatan mySAP lebih optimal, tidak seperti SAP R/3.

  1. Keselarasan antar company’s direction dengan IS’s direction

Pertamina mencanangkan untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Namun permasalahan yang dihadapi oleh Pertamina adalah sulitnya mendapatkan data dan informasi secara real time padahal mengingat persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat bergerak cepat. Kesulitan ini semakin terasa bagi Pertamina yang memiliki kantor serta berbagai unit operasional yang tersebar dalam wilayah geografis yang luas. Hal ini dikarenakan Pertamina tidak didukung oleh sistem pengolahan dan proses bisnis secara jaringan yang online dan terintegrasi.

Agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia maka Pertamina tidak cukup hanya dengan meninggalkan cara kerja birokrasi yang lamban. Hal lain yang harus diperhatikan pula ketersediaan data dan informasi yang cepat, siap pakai, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menjawab tantangan ini maka tim dari Pertamina menggunakan teknologi informasi berbasis jaringan komputer terintegrasi yang disebut enterprise service architecture (ESA). Program yang dijalankan untuk fungsi teknis ini disebut SAP NetWeaver. Keunggulan program yang terdapat dalam paket mySAP ini adalah menjadikan data lebih informatif, adaptif, user friendly dan real time.

Dengan rencana penggantian SAP R/3 dengan generasi di atasnya yaitu mySAP menjadikan implementasi IS di Pertamina bukan sekedar pada level support operational akan tetapi meningkat pada level decision making system. Sejauh ini rencana penerapan mySAP diharapkan mampu memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi jajaran manajemen Pertamina. Bukan tidak mungkin ke depan, implementasi ES di Pertamina berada pada level teratas yaitu level support strategic. Hal ini tentunya selaras dengan tujuan Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang saat ini telah dilakukan berbagai upaya dan perbaikan secara bertahap untuk mencapai hal tersebut.

  1. Tantangan yang dihadapi oleh IS Department

Kurang optimalnya pemanfaatan SAP R/3 pada tahun 2003-2006 tentunya menjadi beban tersendiri bagi tim. Tantangan terberat tentunya adalah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sistem ES selanjutnya di Pertamina. Terlebih kali ini level adopsi pemanfaatan ES di Pertamina akan naik setingkat lagi yaitu pada level decision making system.

Tantangan lain adalah semakin berkembangnya tuntutan bisnis dan teknologi informasi. Berkembangnya kedua hal ini membuat tim harus mampu membawa Pertamina memenuhi tuntutan bisnisnya yang mungkin juga menuntut adanya perubahan penggunaan ES. Setidaknya tantangan IS department adalah dapat mengoptimalkan sistem guna memenuhi tuntutan bisnis yang kian berkembang dengan cepat. Terlebih Pertamina merupakan perusahaan yang memiliki komoditi usaha strategis berupa minyak bumi. Seperti diketahui bahwa usaha minyak bumi memiliki regulasi yang ketat dari pemerintah Indonesia di samping fluktuatifnya harga di pasar internasional. Kedua hal ini tentunya sangat memperngaruhi keputusan bisnis dari Pertamina.

Kesimpulan

Adanya keselarasan antara business process, people dan IT merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh perusahaan agar implementasi ERP berhasil diterapkan. Pertamina telah merasakan betapa implementasi ERP yang menelan biaya yang sangat besar tidak dapat diterapkan secara optimal karena belum adanya keselarasan antar ketiga komponen IS tersebut. Belum siapnya aspek people menjadi kendala utama di Pertamina.

Daftar Pustaka

“Jenis Software Bernama mySAP” (www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3942&itemid=507) diakses 7 Agustus 2008

Martin, E Wainright et al. Managing Information Technology. Ney Jersey: Prentice Hall, 2005.

“mySAP 2005 Sajikan Informasi Analitik Online” (www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3943&itemid=507) diakses 7 Agustus 2008

“Upms II Go Live SAP” (www.pertamina.com/index.php?Itemid=593&id=2455&option=com_content&task=view) diakses 19 Agustus 2008

www.groups.yahoo.com/groups/management

11 Agustus 2008

ada apa dengan taman kota ?!

Gara-gara kemaren nonton John Pantau, jadinya terinspirasi untuk ngomentarin masalah taman kota, deh..
yup, minggu kemaren temanya tentang taman kota. Seperti kita ketahui selama ini, taman kota sering disalahgunakan. Berdasarkan hasil inspeksi John Pantau kemaren, taman kota sering dijadiin tempat untuk bolos, tidur sampe dijadiin gudang. Gubrakkk..!!
Bisa dibayangin kan gimana jadinya rupa taman kota. Padahal kan taman kota dibikin untuk nambahin estetika kota, selain untuk ngurangin polusi udara yang makin menjadi di tengah kota. Ga tau, deh... baeknya gimana yah? Nah, temen-temen ada usul ga gimana supaya taman kota kita bisa ngasih keindahan yang seutuhnya untuk kota kita ??
Eya, jadi inget satu hal lagi, nih...
Gara-gara keseringan nonton iklan real estate tiap weekend di tv, jadi ngeh kalo sekarang banyak pengembang mulai peduli sama taman.. banyak yang mulai niat ngasih sepersekian dari luas lahan mereka untuk taman. Ini diakibatin isu global warming lagi getol diomongin...(sst, kalo temen-temen mo tau tentang global warming lebih lanjut bisa liat blog temen saya di www.bagus-ijo.blogspot.com). Bagus, deh... moga-moga aja ini ga sementara yaa.. tapi semakin hari kesadaran untuk menghijaukan lingkungan perumahan makin meningkat!!!

07 Agustus 2008

Warisan dari Bang Ali Sadikin (Alm)...

Kalo kita mau jujur, sebenarnya tata ruang kota di Indonesia sekarang ko agak ga rapih ya? Padahal kalo mau belajar dari guru yang baik (pengalaman, maksudnya!) penataan kota, terutama permukiman dewasa ini bisa niru proyek perbaikan kampung atau yang lebih dikenal dengan proyek Muhammad Husni Thamrin (MHT). Proyek ini dirintis sama mantan gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin (Alm). Proyek ini mang makan biaya yang gede. Selain itu pemerintah bakal kehilangan kesempatan untuk gunain hak miliknya untuk suatu hal yang lebih produktif dan menguntungkan dari segi ekonomi. Tapi, sisi negatifnya, proyek ini bisa disalahartikan sama para calon pendatang. Bisa jadi mereka akan berpikir kalo kedatangan mereka difasilitasi oleh pemerintah. Dan ini bisa membuat mereka datang ke Jakarta lalu membuat rumah seadanya dengan harapan pemerintah akan memperbaikinya. Rumit memang. Tapi ini kalo diliat lagi, proyek ini bisa jadi alternatif yang cukup baik untuk dipertimbangkan ulang. Apalagi di waktu lalu proyek ini dapat dinilai cukup berhasil. Ga diraguin lagi kalo proyek ini jadi salah satu prestasi Bang Ali sampe ia begitu dicintai oleh masyarakat Jakarta. Satu hal yang perlu diperhatiin juga kalo keberhasilan ini dicapai ga cuma karena kerja keras pemerintah selaku pihak penyelenggara. Tapi juga didukung sama masyarakat setempat sebagai pihak pelaksana sekaligus pengelola. Tentunya kita berharap masyarakatnya mesti punya keinginan untuk menjaga dan mengelola dengan baik. Karena meski pemerintah kita semangat banget sama program ini tapi kalo masyarakat bersikap masa bodoh terhadap lingkungan, semuanya bakalan sia-sia. Jadi sebenarnya proyek MHT ini mencoba untuk memberdayakan warga melalui hal yang sederhana yaitu mengajak masyarakat menjaga lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing. Kalo kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan udah tinggi, otomatis bakal melahirkan sebuah keadaan yang bersih untuk negdukung permukiman mereka yang juga udah tertata rapi.

Penghijauan ala Banjarsari..

Menjaga keseimbangan lingkungan itu ternyata masalah yang ga gampang diselesein. Apalagi untuk kota sekelas jakarta yang penduduknya makin banyak aja. Tapi, ada satu lagi ni.. pengalaman yang perlu ditiru sama kita semua. Sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di Kampung Banjarsari Kabupaten Cilandak, Jakarta Selatan punya kegiatan ok yang bagus banget buat dicontoh. Mereka bikin penghijauan secara swadaya di pekarangan rumah masing-masing. Meski ini dalam skala yang kecil trus keliatannya kurang berpengaruh terhadap ekologi secara keseluruhan, tapi seenggaknya udah ngasih kesehatan visual di tengah rapatnya permukiman mereka. Kalo aja hal ini diterapkan di setiap titik di Kota Jakarta, pasti bakalan ngasih kontribusi yang gede buat keseimbangan ekologi Jakarta. Beberapa waktu lalu ada sebuah perusahaan otomotif yang nyumbangin ribuan pohon untuk ngijoin Jakarta. Tentunya hal ini bagus banget buat jadi salah satu solusi kurangnya ruang terbuka hijau saat ini. Kalo aja hal ini dilakukan oleh perusahaan lain, pastinya jadi hal yang sangat menggembirakan. Tapi yang jadi masalahnya sekarang, apa masih ada ruang untuk penghijauan mini di tengah padatnya Jakarta ?

Nasib RTH di tengah padatnya kota...

Kalo mau diperhatiin lebih jauh, luasan ruang terbuka hijau (RTH) sekarang cenderung menurun apalagi di kota-kota besar karena kebutuhan infrastruktur dan fasilitas perkotaan lainnya yang makin tinggi. Jakarta salah satunya. Kota ini keliatannya gagal menuhin ketetapan yang udah diputusin dalam konferensi di Johannesburg taun 2002 lalu. Banyak penyebab kenapa luasan ruang terbuka hijau di ibukota Negara Indonesia ini terus-menerus berkurang meskipun jajaran pemerintah propinsi DKI Jakarta keliatan getol ngusahain perbaikan.

RTH seolah jadi bagian kota yang paling mudah untuk dikorbanin. Bisa dimaklumi memang, mengingat RTH ga ngasih manfaat secara langsung. Beda sama sarana dan prasarana lain yang punya dampak yang bisa dirasain langsung. Padahal dengan tingginya tingkat urbanisasi di Jakarta, jumlah kendaraan yang menuhin jalanan jadi makin banyak, itu berarti polusi yang ditimbulkan juga makin banyak. Polusi suara dan udara jadi makin tinggi bikin lingkungan jadi ga sehat banget. Ini juga bisa nimbulin gangguan pernapasan sampe bikin stress ringan. Dengan makin banyaknya ruang terbangun di kota ini juga bikin jumlah vegetasi yang mampu menyerap air hujan jadi sedikit, akibatnya terjadi limpasan permukaan. Makanya kalo Jakarta diguyur hujan meski intensitas dan waktunya ga lama, kota ini sudah 'berenang'. Imbasnya bikin kemacetan di ruas-ruas jalan tertentu. Parahnya, di daerah selatan Jakarta yang merupakan daerah yang lebih tinggi (Puncak dan sekitarnya) sekarang udah jadi hutan villa mewah. Makanya ga ada lagi daerah tangkapan hujan untuk Jakarta dan daerah-daerah lain di sekitarnya yang lebih rendah.

Satu hal lagi, kalo ruang terbuka hijau ini dipengaruhi banget sama persepsi masyarakat. Umunya di Negara berkembang, pembangunan biasanya lebih difokusin ke pertumbuhan ekonomi. Banyak upaya dilakuin buat genjot pertumbuhan ekonomi seperti pembangunan infrastruktur yang ga terlalu perhatiin lingkungan. Masyarakat juga lebih mentingin kepentingan ekonomi dari pada kelestarian lingkungan. Sebagai contoh sederhana, ilangnya hutan lindung di berbagai kawasan karena adanya penebangan liar. Beda sama Negara-negara maju yang perekonomiannya udah stabil dan sekarang coba jaga kelestarian lingkungan.

Dengan kepadatan penduduk Jakarta sekitar 176 jiwa per hektar (2005), tentunya bikin pemerintah DKI Jakarta kelimpungan untuk jaga keseimbangan lingkungan ini. Pembangunan berbagai infrastruktur juga terus ditingkatin guna menuhin kebutuhan warganya dan warga BoDeTaBek yang pada siang hari bekerja di Jakarta. Tapi di sisi lain pemerintah juga sadar kalo terjadi penurunan daya dukung lingkungannya. Salah satu masalah yang disebabin oleh tingginya urbanisasi tanpa dibarengi dengan penambahan “infrastuktur” hijau ini yaitu intrusi air laut yang kabarnya sekarang udah mencapai 14 kilometer hingga Istana Presiden. Nah, lo ?!